Jumat, 16 Mei 2025

Revisi UTS

Manusia Berkarakter dan Peran Relawan TIK dalam Transformasi Digital Indonesia

Dalam era digital yang berkembang pesat, tantangan untuk membangun masyarakat yang berkarakter dan memiliki literasi digital yang memadai menjadi semakin penting. Artikel ini mengeksplorasi konsep karakter manusia dan bagaimana Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia berperan dalam mewujudkan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Karakter Manusia: Fondasi Kesuksesan dalam Era Digital

Setiap manusia tentu ingin menjadi pribadi yang baik, dihargai, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan tangguh. Kuncinya terletak pada karakter. Karakter adalah fondasi utama, ibarat akar pohon yang menentukan kekuatan batang dan lebatnya buah kehidupan seseorang. Tanpa akar yang kuat, pohon mudah tumbang; begitu pula manusia tanpa karakter yang kokoh akan mudah goyah ketika menghadapi kesulitan.

Konsep Manusia Berkarakter

Manusia berkarakter bukan sekadar orang yang berperilaku baik di depan orang lain, melainkan pribadi yang memiliki prinsip, integritas, dan konsistensi dalam kebaikan, baik saat dilihat maupun tidak. Karakter terbentuk dari perpaduan kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ), serta kemampuan menghadapi tantangan (adversity quotient/AQ). Seseorang yang berkarakter mampu bersikap jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan menghargai perbedaan di setiap aspek kehidupan.

Kecerdasan intelektual (IQ) merupakan hasil tes kecerdasan yang terlihat dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup seseorang. Howard Gardner menjelaskan bahwa ada delapan jenis IQ manusia, yaitu kecerdasan linguistik, matematik atau logika, spasial, kinetik dan jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis4.

Kecerdasan emosional (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengendalikan emosi. EQ membahas tentang perasaan diri sendiri dan orang lain, seperti empati, motivasi, dan kemampuan dalam menanggapi berbagai kondisi. EQ memiliki lima kategori utama: kesadaran diri (self-awareness), mengatur emosi (self-regulation), motivasi, empati, dan kemampuan bersosialisasi4.

Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan seseorang yang paling mendasar. SQ sebagai tes kecerdasan untuk mengembangkan kapasitas seseorang dalam mencari makna, visi, dan nilai hidupnya. SQ mendorong seseorang untuk mengeksplorasi dirinya, menemukan dan mengembangkan potensi terbaiknya4.

Komponen Karakter Manusia

Perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga komponen karakter utama, yaitu komponen afektif, kognitif, dan konatif3. Memahami ketiga komponen ini penting dalam pembentukan karakter manusia yang utuh.

Komponen Afektif

Komponen afektif mencakup perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu objek atau situasi. Ini berkaitan dengan bagaimana seseorang merasa terhadap sesuatu. Contohnya, jika seseorang merasa senang dan bersemangat saat belajar, itu menunjukkan komponen afektif yang positif terhadap proses belajar315.

Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi dan sering menjadi komponen sikap yang paling mendasar. Komponen ini lebih dapat bertahan dan lebih pokok daripada komponen kognitif karena akar emosionalnya yang mendalam43. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek, yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat28.

Komponen Kognitif

Komponen kognitif mencakup pengetahuan dan keyakinan seseorang terhadap suatu objek atau situasi. Ini berkaitan dengan apa yang seseorang ketahui dan percayai tentang sesuatu. Sebagai contoh, jika seseorang yakin bahwa olahraga penting untuk kesehatan, itu menunjukkan komponen kognitif yang positif terhadap olahraga315.

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Persepsi dan kepercayaan seseorang mengenai objek sikap berwujud pandangan (opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan dalam pikirannya. Komponen kognitif ini tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan justru timbul tanpa adanya informasi yang tepat mengenai suatu objek2838.

Komponen Konatif

Komponen konatif mencakup kecenderungan atau keinginan seseorang untuk bertindak terhadap suatu objek atau situasi. Ini berkaitan dengan perilaku atau tindakan yang dihasilkan dari perasaan dan pengetahuan seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang secara konsisten melakukan olahraga setiap pagi, itu menunjukkan komponen konatif yang positif terhadap olahraga315.

Menurut Freud, konatif merupakan wujud dari kognisi dan afeksi dalam bentuk tingkah laku38. Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Banyak penelitian psikologi sosial menyatakan bahwa perilaku nyata sering tidak sesuai dengan sikap, dan nampaknya manusia bisa hidup cukup nyaman dengan hal itu43.

Teori Kepribadian dan Karakter Manusia

Dalam psikologi, terdapat berbagai teori kepribadian yang menjelaskan karakter manusia. Teori kepribadian adalah sebuah ilmu yang bertujuan menunjukkan perbedaan satu individu dengan individu lain yang disebabkan dorongan psikologisnya. Teori ini berkaitan dengan kepribadian seseorang mulai dari cara seseorang berpikir, berperilaku hingga cara seseorang untuk merasakan39.

Beberapa teori kepribadian yang terkenal meliputi:

  1. Teori Psikodinamik - Ditemukan oleh Sigmund Freud, mendeskripsikan kepribadian dalam tiga komponen yakni dorongan Id, ego, dan superego. Interaksi diantara ketiganya dianggap mampu mendeskripsikan serta menjelaskan tentang perilaku seseorang39.
  2. Teori Humanistik - Dikembangkan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers, fokus pada kualitas positif yang dimiliki oleh seseorang. Abraham Maslow terkenal dengan piramida hierarki kebutuhan yang dimulai dari keamanan dan makanan pada posisi paling bawah dan aktualisasi diri pada bagian teratas piramida39.
  3. Teori Trait atau Ciri - Menjelaskan bahwa manusia diklasifikasi ke dalam karakteristik atau sifat dan ciri dirinya yang paling menonjol2.
  4. Teori Identitas Naratif - Dikembangkan oleh Dan McAdams, menggunakan metode rekonstruksi narasi kehidupan untuk memahami identitas seseorang39.

Selain itu, terdapat juga empat temperamen (the four temperaments) yang berasal dari kumpulan sifat seseorang yang terbentuk sejak lahir, yaitu tipe sanguinis (suka bersosialisasi, berpetualang), tipe melankolis (analitis, detail), tipe plegmatis (tenang, kalem), dan tipe koleris (ambisius, kompetitif)29.

Langkah Menjadi Manusia Berkarakter

Menjadi manusia berkarakter adalah proses seumur hidup yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan latihan. Berikut beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan:

  1. Kenali dan Hargai Diri Sendiri - Mulailah dengan mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Menghargai diri sendiri akan membangun rasa percaya diri dan fondasi untuk menghargai orang lain.
  2. Bangun Prinsip Hidup dan Komitmen - Miliki prinsip yang jelas dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan, seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab. Komitmen pada prinsip akan membuatmu tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif.
  3. Disiplin dan Konsisten - Disiplin adalah karakter yang mudah terlihat dan menjadi penentu keberhasilan. Biasakan hidup teratur, tepat waktu, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang diemban.
  4. Belajar dari Pengalaman dan Masa Lalu - Jangan takut mengakui kesalahan dan belajar darinya. Masa lalu, baik atau buruk, adalah guru berharga untuk memperbaiki diri dan membangun karakter yang lebih baik.
  5. Kendalikan Diri dan Emosi - Mampu mengendalikan diri berarti tidak mudah terprovokasi dan tetap tenang dalam menghadapi masalah. Ini akan membantu mengambil keputusan yang bijak dan tidak impulsif.

Karakter adalah modal dasar untuk meraih kesuksesan sejati. Sukses sejati bukan hanya tentang pencapaian materi, tetapi juga tentang kemampuan menghadapi kegagalan, bangkit dari keterpurukan, dan tetap berbuat baik meski dalam kondisi sulit. Hanya manusia berkarakter yang mampu menyingkirkan tumpukan kegagalan dan menuai hasil, baik untuk dirinya maupun orang lain.

Relawan TIK Indonesia: Sejarah dan Perkembangan

Sejarah Berdirinya Relawan TIK Indonesia

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia mulai dirintis sejak tanggal 9 Desember 2008, sebagai bentuk kepedulian para pegiat TIK dalam pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyadari bahwa untuk mencapai visi Masyarakat Informasi Indonesia, pemerintah tidak dapat berjalan sendirian. Perlu dibangun sinergi di antara para pemangku kepentingan sehingga dapat bekerja sama mencapai visi tersebut3540.

Beberapa pertemuan dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai 2010 yang dihadiri berbagai pihak seperti pemerintahan, pengusaha, mahasiswa, akademisi, penggiat TIK dan beragam komunitas lainnya dari berbagai daerah di Indonesia5. Atas inisiasi dan dorongan kuat oleh berbagai pihak serta Mariam F. Barata yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan Informatika dan Ashwin Sasongko selaku Dirjen APTIKA Kominfo RI, pada 4 – 6 Juli 2011, melalui momentum pertemuan Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi dan Kerjasama Komunitas TIK atau FK5T di Bogor, Jawa Barat, disepakati terbentuknya Relawan TIK sebagai organisasi berbarengan dengan pengesahan AD/ART organisasi serta pengurus nasional periode pertama17.

Relawan TIK Indonesia merupakan rumah besar aktivis, pegiat, pemerhati dan pelaku Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia, organisasi sosial kemasyarakatan bersifat nirlaba, independen, philantropis dan mandiri sebagai upaya untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan bagi anggotanya dan masyarakat luas17.

Visi dan Misi Relawan TIK Indonesia

Visi Relawan TIK Indonesia adalah menjadikan Relawan TIK sebagai pribadi, sekaligus warga masyarakat unggulan, yang siap siaga mengemban misi sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan/penguasaan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa30.

Untuk mencapai tujuan dan mewujudkan visi tersebut, Relawan TIK Indonesia memiliki misi:

  1. Menghimpun dan membina potensi Relawan TIK dalam satu wadah yang terorganisir, untuk mencapai efisiensi, manfaat dan efektivitas kegiatan secara optimal30.
  2. Mempersiapkan kader-kader Relawan TIK secara intelektual, pribadi dan sosial serta moral khususnya di bidang TIK sebagai unsur generasi penerus pembangunan dan perjuangan bangsa30.
  3. Mengusahakan secara bersama-sama agar tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun kebijakan, landasan program dan rencana kegiatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi guna ikut serta mengarahkan kemajuan masyarakat30.
  4. Menjalin koordinasi, kerjasama, kolaborasi dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan serta pihak lain dalam masyarakat, agar sinergis dan saling menguntungkan dalam mendayagunakan sumberdaya TIK untuk pembangunan berkelanjutan dengan keberpihakan jender, aksi afirmatif bagi minoritas, netral teknologi serta ramah lingkungan30.

Struktur Organisasi dan Kepengurusan

Relawan TIK Indonesia memiliki struktur kepengurusan yang berjenjang, mulai dari tingkat nasional hingga daerah. Pada tanggal 14 Desember 2024, Relawan TIK secara resmi mengumumkan susunan kepengurusan untuk periode 2024–2028. Acara ini berlangsung secara hybrid, dengan kehadiran Pembina Relawan TIK, yaitu Mariam F. Barata, Indriyatno Banyumurti, dan Fajar Eri Dianto18.

Pengurus yang diumumkan untuk periode 2024-2028 terdiri atas:

  • Ketua Umum: Hani Purnawanti
  • Sekretaris Jenderal: Muh NurFajar Muharom
  • Staf Sekretaris Jenderal: Nurrul Baety Tsani, Erlina Dwi Nahzdifah, dan Enny Tridha Rahmina
  • Bendahara Umum: Desty Yani18

Bidang-bidang lainnya juga telah diisi dengan individu yang kompeten:

  • Bidang Pembinaan Organisasi dan Kaderisasi: Samuel Toding dan Ramlan
  • Bidang Kemitraan: I Putu Gede Krisna Juliharta, Feriyanto, dan Meylani Pratiwi
  • Bidang Program: Hamzah Fathoni, Syarifuddin Mu'in, dan Fitri Hardianti
  • Bidang Pengembangan SDM dan Penelitian: Rinda Cahyana, Mufid Masruhan, Ridwan, dan Melda Agarina
  • Bidang Komunikasi Publik: Muhammad Arifin (melanjutkan peran sebelumnya), didampingi oleh Yusran Razikun dan Milda Ini18

Relawan TIK juga memiliki struktur organisasi di tingkat daerah. Sebagai contoh, Relawan TIK Kota Salatiga memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari Dewan Pelindung, Dewan Pengarah, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I dan II, Bendahara I dan II, serta beberapa bidang koordinasi seperti Bidang Organisasi dan SDM, Bidang Humas dan Kemitraan, dan Bidang Riset dan Pengembangan6.

Literasi Digital dan Peran Relawan TIK

Hakikat Literasi Digital

Literasi digital tidak sekadar kemampuan menggunakan perangkat digital, tetapi juga mencakup keterampilan kritis dalam mencari, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara bertanggung jawab. Literasi digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi secara efektif yang meliputi empat kompetensi inti: melek teknologi informasi, melek informasi, penciptaan konten digital, serta komunikasi dan kolaborasi. Kompetensi ini didukung oleh aspek keamanan, penyelesaian masalah, dan etika digital yang menjadi fondasi penting dalam berinteraksi di ruang digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan hasil Indeks Literasi Digital Indonesia (ILDI) pada 2022 berada di skor 3,54, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Penilaian ILDI terdiri dari empat pilar: Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture1031.

Secara rinci, skor ILDI untuk tahun 2021 dan 2022 adalah sebagai berikut: Digital Skills: 3,44 (2021) dan 3,52 (2022), Digital Ethics: 3,53 (2021) dan 3,68 (2022), Digital Safety: 3,1 (2021) dan 3,12 (2022), serta Digital Culture: 3,9 (2021) dan 3,84 (2022)1031.

Gerakan Nasional Literasi Digital

Dalam konteks Indonesia, peningkatan literasi digital telah menjadi salah satu prioritas nasional. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencanangkan Gerakan Nasional Literasi Digital dengan target menjangkau 50 juta masyarakat hingga 2024, bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan layanan digital91941.

Program Gerakan Nasional Literasi Digital menyasar pada tiga segmen, yaitu segmen pemerintahan, segmen pendidikan, dan segmen masyarakat umum. Pelatihan dilakukan secara masif kepada 514 kabupaten/kota di 34 provinsi setiap tahunnya. Dalam mencapai target tentunya perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak31.

Gerakan ini memberikan edukasi dasar tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Untuk level menengah ada program digital talent scholarship (DTS)9.

Peran Strategis Relawan TIK dalam Literasi Digital

Relawan TIK Indonesia memainkan peran krusial sebagai katalisator pembangunan literasi digital nasional. Organisasi ini hadir sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Digital 20458.

Anggota RTIK yang juga sebagai Pandu Digital berkontribusi dalam memperbesar jumlah Pandu Digital di berbagai wilayah Indonesia. Setelah mengikuti berbagai pelatihan, anggota RTIK yang juga menjadi Pandu Digital dapat melakukan pemberdayaan masyarakat melalui seminar dan workshop yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat8.

Selain itu, dengan kegiatan berbasis kelompok, anggota RTIK secara kolektif melaksanakan berbagai program literasi digital di daerah masing-masing. Semakin banyak individu yang terlibat, semakin besar pula dampak yang dapat diberikan. Tak hanya itu, Relawan TIK juga turut andil dalam penyusunan modul pelatihan, penetapan kriteria lencana/badge Pandu Digital, serta menjembatani kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya8.

Dalam program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang diinisiasi oleh Kemkomdigi, RTIK berkontribusi aktif dalam mencapai target literasi digital masyarakat. Dengan sebaran anggota yang luas di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia, RTIK mampu mendukung keberhasilan GNLD melalui berbagai peran8.

Kolaborasi dalam Ekosistem Digital

Pentingnya Kolaborasi dalam Era Digital

Dalam upaya mewujudkan masyarakat informasi Indonesia, Relawan TIK menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Seperti yang disampaikan oleh Muhajir Sulthonul Aziz, Ketua Relawan TIK Jawa Timur, "Kolaborasi itu penting karena dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi, dan memungkinkan dapat berbagi sumber daya dan pengetahuan." Melalui kolaborasi, solusi yang dihasilkan lebih mudah diterapkan di berbagai sektor dan mendorong tumbuhnya ekosistem inovasi yang kuat dan berkelanjutan.

Model Kolaborasi Penta-Helix

Relawan TIK Indonesia secara aktif menjalin kolaborasi penta-helix yang melibatkan lima unsur utama:

  1. Pemerintah - Bekerja sama dengan Kementerian Kominfo dan pemerintah daerah dalam berbagai program edukasi digital
  2. Akademisi - Berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk pengembangan kapasitas dan penelitian
  3. Pelaku Bisnis - Bermitra dengan sektor swasta untuk memperluas jangkauan program
  4. Komunitas - Menghimpun komunitas TIK lokal untuk implementasi program di akar rumput
  5. Media - Bersinergi dalam penyebarluasan informasi dan literasi digital

Sebagaimana dijelaskan oleh Hendra Gunawan, Kepala Diskominfo Kota Cimahi, "Pemerintah daerah tidak bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan pembangunan, dibutuhkan peran aktif berbagai kalangan... untuk mendukung terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan."

Program Kolaboratif Unggulan

Hasil nyata dari kolaborasi Relawan TIK terlihat dari berbagai program unggulan, seperti:

  1. "Empowering Rural Communities Through Digital Literacy" yang memberdayakan masyarakat pedesaan melalui literasi digital
  2. "Developing and Implementing IoT-Based Irrigation Systems for Smallholder Farmers" yang menerapkan teknologi IoT untuk pertanian
  3. "SITAKRO: A Village Microdata Information System for Sustainable Development" yang membangun sistem informasi data mikro desa13
  4. "Digital Inclusion: Empowering Persons with Disabilities for Economic Independence" yang berfokus pada inklusi digital bagi penyandang disabilitas

Di Bali, Relawan TIK bekerjasama dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan literasi digital yang menyasar kaum wanita dan remaja melalui webinar bertajuk "Orang Tua Masa Kini: Mendidik Anak di Era Digital".

Program dan Kontribusi Relawan TIK

Empat Layanan Utama Relawan TIK

Relawan TIK Indonesia memiliki empat layanan utama yang terintegrasi:

  1. Layanan Perangkat - Fokus pada instalasi dan pemeliharaan komputer serta perangkat digital lainnya
  2. Layanan Pengguna - Memberikan pelatihan aplikasi seperti Microsoft Office, Canva, dan aplikasi produktivitas lainnya
  3. Layanan Informasi - Membantu pembuatan dan pengelolaan konten digital
  4. Layanan Kolaborasi - Memfasilitasi kerjasama antar berbagai pihak dalam ekosistem digital

Melalui layanan-layanan ini, Relawan TIK mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai konteks, baik saat perangkat dan pengguna tersedia maupun tidak.

Program Kerja Relawan TIK

Program kerja Relawan TIK mencakup:

  1. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat - Menyebarkan pengetahuan dan keterampilan digital kepada berbagai lapisan masyarakat
  2. Organisasi dan Keanggotaan - Penguatan internal organisasi dan perluasan jaringan anggota
  3. Penguatan Kapasitas Relawan TIK - Pelatihan dan pengembangan keterampilan para relawan
  4. Membangun Kemitraan - Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan program30

Kontribusi dalam Program Desa Cerdas

Salah satu kontribusi penting Relawan TIK adalah dalam Program Desa Cerdas. Akselerasi Pembangunan di desa dengan pendekatan konsep Desa Cerdas merupakan sebuah kebutuhan dalam menjawab isu nasional dan RPJMN yang menyebut tentang upaya membangun Desa Digital dan digitalisasi di berbagai sektor. Untuk mewujudkannya perlu tiga hal utama, yaitu Regulasi, Pendanaan dan ketersediaan SDM yang mendukung11.

Relawan TIK Kabupaten Blitar, Jawa Timur memfasilitasi kegiatan yang berorientasi pada implementasi Smart Farming bertajuk "Workshop dan Training of Trainer Digitalisasi Pertanian dan UMKM Desa". Acara yang digelar secara Hybrid tersebut digelar berkat Kerjasama dan dukungan berbagai pihak, seperti Kemendes, Pemkab Blitar, Bank Indonesia, Pandi, My.id ICT Watch dan mitra strategis Relawan TIK lainnya12.

Selain itu, Relawan TIK Sumatera Barat (RTIK Sumbar) juga berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Sumatera Barat dalam menyukseskan program Desa Cerdas. Program ini menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung tata kelola desa yang lebih efektif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong ekonomi digital berbasis lokal37.

Sementara itu, Ketua Relawan TIK Indonesia Sulawesi Barat, Bang Mihram, menggelar sosialisasi tentang pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam program agroforestry di Kelompok Tani Hutan (KTH) Buttu Puang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi digital kepada petani dalam mengelola lahan secara lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan penerapan IoT, diharapkan produktivitas pertanian dapat meningkat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan22.

Metode Pelayanan dan Mobilisasi Relawan TIK

Konsep Dasar Mobilisasi Relawan TIK

Mobilisasi dalam konteks Relawan TIK bermakna pengerahan individu masyarakat untuk berpartisipasi dengan kesadaran dan swadayanya sendiri dalam membantu individu masyarakat lainnya terkait pemanfaatan TIK. Konsep ini tertuang dalam Anggaran Dasar Relawan TIK Indonesia yang menekankan pentingnya memobilisasi potensi masyarakat untuk mengatasi kesenjangan digital.

Tahapan Menjadi Relawan TIK

Proses untuk menjadi Relawan TIK terdiri dari lima tahapan utama:

  1. Pendaftaran - Calon relawan mengisi formulir pendaftaran yang merekam profil, nama kelompok, pendamping, dan mitra penerima manfaat.
  2. Pembekalan - Peserta mendapatkan pengetahuan tentang dasar-dasar Relawan TIK, termasuk karakter, kompetensi, organisasi, kiprah, dasar literasi digital, dan metode pelayanan.
  3. Pelayanan - Relawan melakukan aktivitas pelayanan kepada mitra sesuai kebutuhan, baik melalui layanan umum maupun khusus.
  4. Pelaporan - Dokumentasi kegiatan pelayanan yang telah dilakukan.
  5. Penilaian - Evaluasi kinerja relawan berdasarkan beberapa kriteria.

Penting untuk dicatat bahwa seseorang belum dapat disebut sebagai Relawan TIK sebelum terbukti memenuhi komitmennya membantu orang lain secara sukarela dalam periode waktu tertentu.

Metode Layanan Relawan TIK

Metode pelayanan Relawan TIK dibagi menjadi tiga tahapan utama:

Persiapan

  • Pembentukan Tim Relawan: Pengelompokan relawan untuk menjalankan program pelayanan.
  • Pembekalan Tim: Pelatihan kompetensi dan wawasan untuk relawan.
  • Pencarian Mitra Pengguna: Identifikasi pihak yang akan menerima layanan.

Pelayanan

  • Perencanaan Kegiatan: Penyusunan rencana pelaksanaan program.
  • Pelaksanaan Kegiatan: Implementasi program layanan yang mencakup tiga jenis utama:
    • Layanan perangkat (instalasi dan pemeliharaan komputer)
    • Layanan pengguna (pelatihan aplikasi seperti Microsoft Office, Canva, dll)
    • Layanan informasi (pembuatan konten digital)
  • Monitoring dan Evaluasi: Pengawasan dan penilaian berkelanjutan.

Penutupan

  • Pelaporan: Dokumentasi hasil kegiatan pelayanan.
  • Penilaian Kinerja: Evaluasi kinerja tim dan individu relawan.
  • Penghargaan: Pemberian apresiasi kepada relawan berprestasi.

Sistem Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja relawan dilakukan berdasarkan formula berikut:

Nilai Kinerja Tim (KT) = W45% + T25% + D15% + M15%
Kinerja Relawan = KT40% + NI60%

dimana W adalah kegiatan wajib, T adalah kegiatan tambahan, D adalah penilaian laporan, M adalah penilaian pengguna, dan NI adalah nilai individu.

Hasil penilaian ini kemudian menjadi dasar pemberian sertifikat dan penghargaan yang dapat digunakan sebagai faktor penilaian dalam peningkatan status kualifikasi kerelawanan TIK.

Desa Cerdas dan Transformasi Digital

Konsep dan Pilar Desa Cerdas

Program Desa Cerdas mengadopsi pendekatan yang berlandaskan pada enam pilar utama: Pemerintahan Cerdas, Masyarakat Cerdas, Ekonomi Cerdas, Mobilitas Cerdas, Lingkungan Cerdas dan Kehidupan Cerdas42.

SITAKRO, sebuah aplikasi layanan data mikro dan SDG's Desa, berfungsi untuk penguatan IPM & IDM, Perencanaan Pembangunan Desa Cerdas, serta Tata Niaga Pertanian dan UMKM. Aplikasi ini membantu dalam memonitoring pembangunan desa13.

Peran Relawan TIK dalam Pembangunan Desa Cerdas

Relawan TIK Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memainkan peran penting dalam implementasi Program Desa Cerdas. Program ini fokus pada tahun pertama (2025) diarahkan pada pembangunan demplot pertanian berbasis pupuk nano, untuk tanaman pangan dan hortikultura, serta penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan irigasi dan aplikasi pemupukan42.

Pelatihan kepada petani dan Komunitas petani terkait penggunaan IoT (Internet of Things) dalam tata kelola pertanian menjadi bagian penting dari agenda, sebagai upaya membekali sumber daya lokal dengan keterampilan digital praktis sebagai bagian dari Gerakan Literasi Digital membangun Pilar Masyarakat Cerdas (Smart People)42.

Implementasi Desa Cerdas di Berbagai Wilayah

Kabupaten Blitar menjadi pusat perhatian dalam upaya pengembangan desa cerdas di Indonesia. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya diskusi daring bertajuk "Diskusi Rencana Pemetaan Potensi & Demografis Desa di Kabupaten Blitar Berbasis Pilar Desa Cerdas & Pengelolaan Dana Desa Sesuai Kepmendes PDTT No. 55 tahun 2024". Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Desa Cerdas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) serta menjadi pilot project di tingkat nasional11.

Di Sumatera Barat, RTIK Sumbar diterima langsung oleh Plt. Kepala Dinas PMD Sumbar, Mahdianur, SE., MM. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi RTIK Sumbar dalam mendukung digitalisasi di nagari-nagari Sumatera Barat37.

Tantangan dan Harapan Masa Depan

Tantangan dalam Peningkatan Literasi Digital

Tantangan utama dalam meningkatkan literasi digital di Indonesia adalah terbatasnya akses dan infrastruktur yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, kurikulum pendidikan formal belum sepenuhnya mencakup literasi digital secara komprehensif. Risiko penyebaran hoaks, penipuan, dan ujaran kebencian juga menjadi ancaman yang perlu diatasi melalui peningkatan literasi digital.

Tantangan dalam mengembangkan kolaborasi ini termasuk hambatan teknis seperti keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah, kurangnya akses teknologi mutakhir, serta kendala sosial berupa rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat.

Strategi Peningkatan Literasi Digital

Strategi komprehensif diperlukan untuk membangun literasi digital yang inklusif, meliputi:

  1. Peningkatan investasi infrastruktur digital hingga pelosok desa
  2. Pengembangan kurikulum pendidikan yang terintegrasi dengan literasi digital
  3. Pelatihan berkelanjutan bagi pendidik
  4. Kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

Visi Indonesia Digital 2045

Sebagai organisasi yang terus berkembang, Relawan TIK menghadapi tantangan untuk konsisten meningkatkan kompetensi anggotanya seiring dengan percepatan transformasi digital. Namun, dengan pengorganisasian yang matang dan kolaborasi dengan berbagai pihak, Relawan TIK berharap dapat terus menjadi elemen penting dalam mencapai visi Indonesia Digital 2045.

Melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dan peran aktif Relawan TIK, pembangunan literasi digital dapat menjadi pilar utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia, menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, berpengetahuan, dan mampu berkontribusi dalam ekosistem digital global.

Kesimpulan

Perjalanan menuju Indonesia Digital 2045 memerlukan kombinasi antara manusia berkarakter dan literasi digital yang memadai. Relawan TIK Indonesia hadir sebagai katalisator dalam proses tersebut, menjembatani kesenjangan digital dan mendorong transformasi digital yang inklusif di seluruh Indonesia.

Sebagai organisasi yang berbasis kerelawanan, Relawan TIK Indonesia menunjukkan bahwa karakter manusia yang baik, seperti kepedulian, tanggung jawab sosial, dan semangat untuk berbagi pengetahuan, dapat menjadi pendorong utama dalam membangun masyarakat informasi yang melek digital. Melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, Relawan TIK telah menunjukkan kontribusi nyata dalam peningkatan literasi digital dan pembangunan desa cerdas di Indonesia.

Ke depannya, dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin tingginya kebutuhan akan literasi digital, peran Relawan TIK akan semakin penting. Diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, akademisi, sektor swasta, komunitas, maupun media, untuk bersama-sama membangun ekosistem digital yang inklusif, aman, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang, kita dapat yakin bahwa visi Indonesia Digital 2045 bukanlah sekadar impian, melainkan tujuan yang dapat diwujudkan bersama. Relawan TIK Indonesia, sebagai manusia berkarakter dalam era digital, akan terus menjadi motor penggerak menuju Indonesia yang lebih maju, berkarakter, dan berkeadilan digital.

 

Jumat, 25 April 2025

Metode Pelayanan Relawan TIK: Tahapan, Aktivitas, dan Hasil

 Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan masyarakat informasi Indonesia. Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat nirlaba dan independen, Relawan TIK berupaya mengurangi kesenjangan digital melalui metode pelayanan yang terstruktur dan sistematis.

Konsep Dasar Mobilisasi Relawan TIK

Mobilisasi dalam konteks Relawan TIK bermakna pengerahan individu masyarakat untuk berpartisipasi dengan kesadaran dan swadayanya sendiri dalam membantu individu masyarakat lainnya terkait pemanfaatan TIK (Rinda Cahyana, 2025). Konsep ini tertuang dalam Anggaran Dasar Relawan TIK Indonesia yang menekankan pentingnya memobilisasi potensi masyarakat untuk mengatasi kesenjangan digital.

Tahapan Menjadi Relawan TIK

Menurut Cahyana, proses untuk menjadi Relawan TIK terdiri dari lima tahapan utama1:

  1. Pendaftaran: Calon relawan mengisi formulir pendaftaran yang merekam profil, nama kelompok, pendamping, dan mitra penerima manfaat (Rinda Cahyana, 2022).
  2. Pembekalan: Peserta mendapatkan pengetahuan tentang dasar-dasar Relawan TIK, termasuk karakter, kompetensi, organisasi, kiprah, dasar literasi digital, dan metode pelayanan (Rinda Cahyana, 2022).
  3. Pelayanan: Relawan melakukan aktivitas pelayanan kepada mitra sesuai kebutuhan, baik melalui layanan umum maupun khusus (Rinda Cahyana, 2022).
  4. Pelaporan: Dokumentasi kegiatan pelayanan yang telah dilakukan (Rinda Cahyana, 2022).
  5. Penilaian: Evaluasi kinerja relawan berdasarkan beberapa kriteria (Rinda Cahyana, 2022).

Penting untuk dicatat bahwa seseorang belum dapat disebut sebagai Relawan TIK sebelum terbukti memenuhi komitmennya membantu orang lain secara sukarela dalam periode waktu tertentu (Rinda Cahyana, 2025).

Metode Layanan Relawan TIK

Metode pelayanan Relawan TIK dibagi menjadi tiga tahapan utama (Rinda Cahyana, 2025):

Persiapan

  • Pembentukan Tim Relawan: Pengelompokan relawan untuk menjalankan program pelayanan.
  • Pembekalan Tim: Pelatihan kompetensi dan wawasan untuk relawan.
  • Pencarian Mitra Pengguna: Identifikasi pihak yang akan menerima layanan.

Pelayanan

  • Perencanaan Kegiatan: Penyusunan rencana pelaksanaan program.
  • Pelaksanaan Kegiatan: Implementasi program layanan yang mencakup tiga jenis utama (Rinda Cahyana, 2018, 2022):
    • Layanan perangkat (instalasi dan pemeliharaan komputer)
    • Layanan pengguna (pelatihan aplikasi seperti Microsoft Office, Canva, dll)
    • Layanan informasi (pembuatan konten digital)
  • Monitoring dan Evaluasi: Pengawasan dan penilaian berkelanjutan.

Penutupan

  • Pelaporan: Dokumentasi hasil kegiatan pelayanan.
  • Penilaian Kinerja: Evaluasi kinerja tim dan individu relawan.
  • Penghargaan: Pemberian apresiasi kepada relawan berprestasi.

Sistem Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja relawan dilakukan berdasarkan formula berikut (Rinda Cahyana, 2025):

  • Nilai Kinerja Tim (KT) = W45% + T25% + D15% + M15%
  • Kinerja Relawan = KT40% + NI60%

dimana W adalah kegiatan wajib, T adalah kegiatan tambahan, D adalah penilaian laporan, M adalah penilaian pengguna, dan NI adalah nilai individu (Rinda Cahyana, 2025).

Hasil penilaian ini kemudian menjadi dasar pemberian sertifikat dan penghargaan yang dapat digunakan sebagai faktor penilaian dalam peningkatan status kualifikasi kerelawanan TIK (Relawan TIK Indonesia, 2011; Rinda Cahyana, 2025).

Daftar Pustaka

Relawan TIK Indonesia. (2011). Anggaran Dasar Relawan TIK Indonesia.

Rinda Cahyana. (2018). Integrasi Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Sistem Pendidikan Tinggi. In © Forum Dosen Indonesia (Vol. 2, Issue 2). https://media.neliti.com/media/publications/287763-integrasi-relawan-teknologi-informasi-da-c1599564.pdf

Rinda Cahyana. (2022). PENYADARAN BAHAYA UJARAN KEBENCIAN MELALUI  #RTIKABDIMAS. Journal UMMAT.

Rinda Cahyana. (2025). Metode Pelayanan Relawan TIK. https://docs.google.com/presentation/d/14aEbqOiMEOqm0Wjf4mQW_uzLhZAAPvyB/edit#slide=id.p1

Kiprah Relawan TIK dalam Pembangunan Desa di Indonesia

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi motor penggerak transformasi digital di berbagai wilayah Indonesia. Melalui kolaborasi sistematis dengan berbagai pemangku kepentingan, para relawan ini berhasil menjembatani kesenjangan digital dan mendorong terwujudnya masyarakat informasi.

Peran dan Struktur Relawan TIK

Relawan TIK memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem digital di Indonesia. Dengan struktur berjenjang dan pendekatan berbasis komunitas, mereka mengembangkan keahlian TIK dasar di tengah masyarakat. Menurut (Rinda Cahyana, 2025), ada lima level fungsional relawan TIK: bergabung, belajar, mengajar, mengelola/menerbitkan, dan merintis. Setiap level memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam mendorong pengembangan masyarakat informasi1.

Kiprah Relawan TIK diperkuat melalui berbagai kluster seperti keagamaan, pramuka, dan kampus. Integrasinya dalam sistem pendidikan tinggi melalui komisariat kampus memungkinkan jangkauan program yang lebih luas dan berkelanjutan (Rinda Cahyana, 2025).

Kolaborasi Relawan TIK untuk Pemberdayaan Desa

Salah satu contoh kolaborasi terkini adalah kerjasama Relawan TIK Jawa Timur dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Diskominfo Jawa Timur untuk implementasi program Desa Cerdas. Dalam audiensi yang dilakukan pada Februari 2025, Muhajir Sulthonul Aziz selaku Ketua Relawan TIK Jatim menekankan pentingnya digitalisasi desa dan sinergi antar pemangku kepentingan(Hamzah Fathoni, 2025).

"Harapan kami, dengan audiensi ini kita bisa jalan bersama-sama secara masif ke desa untuk mengimplementasikan program Desa Cerdas, dan dari sektor terkecil seperti desa justru akan membawa digitalisasi di Jatim lebih maju dan pesat," ujar Muhajir(Hamzah Fathoni, 2025a).

Di Sumatera Utara, Relawan TIK bekerjasama dengan Dinas PMD Provinsi mengadakan sosialisasi program desa cerdas secara daring yang diikuti 184 peserta dari 85 desa di 5 kabupaten. Kegiatan ini menunjukkan antusiasme yang besar untuk pengembangan desa berbasis teknologi(Hamzah Fathoni, 2025b).

Kolaborasi lintas sektor juga terjadi di tingkat nasional. Relawan TIK Indonesia menjalin kerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Desa PDTT. Fajar Eri Dianto, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, menyampaikan bahwa relawan akan memberikan bantuan penguatan vokasi desa melalui pemanfaatan modul digital yang komunikatif(Admin, 2024).

Model Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan yang dilakukan Relawan TIK merupakan langkah strategis menuju e-literasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Model pembelajaran yang efektif menekankan kolaborasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan, pemetaan berdasarkan karakteristik masyarakat, serta penggunaan media berbasis TIK yang disesuaikan dengan bahan ajar (Budhirianto, 2016).

Di Bali, Relawan TIK bekerjasama dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan literasi digital yang menyasar kaum wanita dan remaja melalui webinar bertajuk "Orang Tua Masa Kini: Mendidik Anak di Era Digital" (Dinas Kominfos, 2022).

Kesimpulan

Kiprah Relawan TIK telah menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif dalam transformasi digital desa dapat memberikan dampak signifikan. Melalui pendampingan berkelanjutan dan sinergi dengan berbagai pihak, Relawan TIK menjadi katalisator penting dalam mewujudkan masyarakat desa yang cerdas dan berdaya saing digital.

Daftar Pustaka

Admin. (2024, August 1). Jalin Kerjasama dengan Kemendes, RTIK Indonesia Pastikan Manfaat Online Video Platform untuk Masyarakat Desa – Berita Relawan TIK. Berita.Relawantik.or.Id. https://berita.relawantik.or.id/jalin-kerjasama-dengan-kemendes-rtik-indonesia-pastikan-manfaat-online-video-platform-untuk-masyarakat-desa/

Budhirianto. (2016). MODEL PEMBERDAYAAN RELAWAN TIK DALAM MENINGKATKAN E-LITERASI MASYARAKAT DI KOTA SUKABUMI ICT DEVELOPMENT MODEL OF VOLUNTEERS IN IMPROVING PUBLIC E-LITERACY IN THE CITY SUKABUMI. Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, 5(2). https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/komunika/article/view/844

Dinas Kominfos. (2022, April 20). Sukseskan Literasi Digital Relawan TIK Bali Kolaborasi Pemkot - kominfostatistik.denpasarkota.go.id. Kominfostatistik.Denpasarkota.Go.Id. https://www.kominfostatistik.denpasarkota.go.id/berita/sukseskan-literasi-digital-relawan-tik-bali-kolaborasi-pemkot

Hamzah Fathoni. (2025a). Relawan TIK Indonesia Ajukan Empat Inisiatif Unggulan ke Ajang WSIS Prizes 2025. Sambungdesa.Com. https://sambungdesa.com/2025/01/05/relawan-tik-indonesia-ajukan-empat-inisiatif-unggulan-ke-ajang-wsis-prizes-2025/

Hamzah Fathoni. (2025b, January 24). Dinas PMD Provinsi Sumut Gandeng Relawan TIK Sukseskan Program Desa Cerdas. Berita.Relawantik.or.Id. https://berita.relawantik.or.id/dinas-pmd-provinsi-sumut-gandeng-relawan-tik-sukseskan-program-desa-cerdas/

Rinda Cahyana. (2025). Kiprah Organisasi Relawan TIK. https://docs.google.com/presentation/d/1bDtBU-NOylqs0LACqUPHeW2JW-hE-gyy/edit#slide=id.p1

 

Organisasi Relawan TIK: Kolaborasi untuk Pemberdayaan Digital Masyarakat

 Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, independen, dan mandiri yang bergerak dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi di masyarakat. Dirintis sejak 2008 dan diresmikan pada 4 Juli 2011, organisasi ini menjadi rumah besar bagi aktivis, pegiat, dan pemerhati TIK di Indonesia (Relawan TIK Indonesia, 2023).

Pentingnya Kolaborasi dalam Ekosistem Digital

Dalam upaya mewujudkan masyarakat informasi Indonesia, Relawan TIK menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Seperti yang disampaikan oleh Muhajir Sulthonul Aziz, Ketua Relawan TIK Jawa Timur, "Kolaborasi itu penting karena dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi, dan memungkinkan dapat berbagi sumber daya dan pengetahuan" (Dinas Kominfo Jatim, 2024). Melalui kolaborasi, solusi yang dihasilkan lebih mudah diterapkan di berbagai sektor dan mendorong tumbuhnya ekosistem inovasi yang kuat dan berkelanjutan.

Mitra Kolaborasi Relawan TIK

Relawan TIK Indonesia secara aktif menjalin kolaborasi penta-helix yang melibatkan lima unsur utama:

  1. Pemerintah - Bekerja sama dengan Kementerian Kominfo dan pemerintah daerah dalam berbagai program edukasi digital
  2. Akademisi - Berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk pengembangan kapasitas dan penelitian
  3. Pelaku Bisnis - Bermitra dengan sektor swasta untuk memperluas jangkauan program
  4. Komunitas - Menghimpun komunitas TIK lokal untuk implementasi program di akar rumput
  5. Media - Bersinergi dalam penyebarluasan informasi dan literasi digital

Sebagaimana dijelaskan oleh Hendra Gunawan, Kepala Diskominfo Kota Cimahi, "Pemerintah daerah tidak bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan pembangunan, dibutuhkan peran aktif berbagai kalangan... untuk mendukung terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan" (PPID Kota Cimahi, 2024).

Program Kolaboratif Unggulan

Hasil nyata dari kolaborasi Relawan TIK terlihat dari berbagai program unggulan, seperti:

  1. "Empowering Rural Communities Through Digital Literacy" yang memberdayakan masyarakat pedesaan melalui literasi digital
  2. "Developing and Implementing IoT-Based Irrigation Systems for Smallholder Farmers" yang menerapkan teknologi IoT untuk pertanian
  3. "SITAKRO: A Village Microdata Information System for Sustainable Development" yang membangun sistem informasi data mikro desa
  4. "Digital Inclusion: Empowering Persons with Disabilities for Economic Independence" yang berfokus pada inklusi digital bagi penyandang disabilitas (Hamzah Fathoni, 2025).

Tantangan dalam Kolaborasi

Meski demikian, terdapat tantangan dalam mengembangkan kolaborasi ini, termasuk hambatan teknis seperti keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah, kurangnya akses teknologi mutakhir, serta kendala sosial berupa rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat (Dinas Kominfo Jatim, 2024).

Relawan TIK Indonesia terus berupaya mengatasi tantangan tersebut melalui pendekatan yang lebih inklusif dan partisipatif. Sebagaimana dinyatakan oleh Muhajir, "Kami melibatkan masyarakat desa secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Harapannya, teknologi dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat" (Hamzah Fathoni, 2025).

Melalui kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, Relawan TIK Indonesia terus berkontribusi dalam memajukan pembangunan digital Indonesia hingga ke pelosok negeri.

Daftar Pustaka

Dinas Kominfo Jatim. (2024, October 24). Ketua Relawan TIK Jatim Sampaikan Pentingnya Kolaborasi Komunitas Pegiat TIK - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Kominfo.Jatimprov.Go.Id. https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/ketua-relawan-tik-jatim-sampaikan-pentingnya-kolaborasi-komunitas-pegiat-tik

Hamzah Fathoni. (2025). Relawan TIK Indonesia Ajukan Empat Inisiatif Unggulan ke Ajang WSIS Prizes 2025. Sambungdesa.Com. https://sambungdesa.com/2025/01/05/relawan-tik-indonesia-ajukan-empat-inisiatif-unggulan-ke-ajang-wsis-prizes-2025/

PPID Kota Cimahi. (2024). Disrupsi teknologi sebagai akibat dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi - PPID Kota Cimahi. Ppid.Cimahikota.Go.Id. https://ppid.cimahikota.go.id/artikel/sekretariat-daerah-disrupsi-teknologi-sebagai-akibat-dari-perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi

Relawan TIK Indonesia. (2023). Profil dan Sejarah Relawan TIK Indonesia. Relawantik.or.Id. https://relawantik.or.id/profil-dan-sejarah-relawan-tik-indonesia/

 

Revisi UTS

Manusia Berkarakter dan Peran Relawan TIK dalam Transformasi Digital Indonesia Dalam era digital yang berkembang pesat, tantangan untuk me...