Manusia Berkarakter dan Peran Relawan TIK dalam Transformasi Digital Indonesia
Dalam era digital yang berkembang
pesat, tantangan untuk membangun masyarakat yang berkarakter dan memiliki
literasi digital yang memadai menjadi semakin penting. Artikel ini
mengeksplorasi konsep karakter manusia dan bagaimana Relawan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) Indonesia berperan dalam mewujudkan transformasi digital
yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Karakter Manusia: Fondasi
Kesuksesan dalam Era Digital
Setiap manusia tentu ingin
menjadi pribadi yang baik, dihargai, dan mampu menghadapi tantangan hidup
dengan tangguh. Kuncinya terletak pada karakter. Karakter adalah fondasi utama,
ibarat akar pohon yang menentukan kekuatan batang dan lebatnya buah kehidupan
seseorang. Tanpa akar yang kuat, pohon mudah tumbang; begitu pula manusia tanpa
karakter yang kokoh akan mudah goyah ketika menghadapi kesulitan.
Konsep Manusia Berkarakter
Manusia berkarakter bukan sekadar
orang yang berperilaku baik di depan orang lain, melainkan pribadi yang
memiliki prinsip, integritas, dan konsistensi dalam kebaikan, baik saat dilihat
maupun tidak. Karakter terbentuk dari perpaduan kecerdasan intelektual (IQ),
emosional (EQ), dan spiritual (SQ), serta kemampuan menghadapi tantangan
(adversity quotient/AQ). Seseorang yang berkarakter mampu bersikap jujur,
bertanggung jawab, disiplin, dan menghargai perbedaan di setiap aspek
kehidupan.
Kecerdasan intelektual (IQ)
merupakan hasil tes kecerdasan yang terlihat dari proses pembelajaran dan
pengalaman hidup seseorang. Howard Gardner menjelaskan bahwa ada delapan jenis
IQ manusia, yaitu kecerdasan linguistik, matematik atau logika, spasial, kinetik
dan jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis4.
Kecerdasan emosional (EQ)
merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan
mengendalikan emosi. EQ membahas tentang perasaan diri sendiri dan orang lain,
seperti empati, motivasi, dan kemampuan dalam menanggapi berbagai kondisi. EQ memiliki
lima kategori utama: kesadaran diri (self-awareness), mengatur emosi
(self-regulation), motivasi, empati, dan kemampuan bersosialisasi4.
Kecerdasan spiritual (SQ)
merupakan kecerdasan seseorang yang paling mendasar. SQ sebagai tes kecerdasan
untuk mengembangkan kapasitas seseorang dalam mencari makna, visi, dan nilai
hidupnya. SQ mendorong seseorang untuk mengeksplorasi dirinya, menemukan dan
mengembangkan potensi terbaiknya4.
Komponen Karakter Manusia
Perilaku manusia dipengaruhi oleh
tiga komponen karakter utama, yaitu komponen afektif, kognitif, dan konatif3. Memahami ketiga komponen ini penting dalam pembentukan
karakter manusia yang utuh.
Komponen Afektif
Komponen afektif mencakup
perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu objek atau situasi. Ini berkaitan
dengan bagaimana seseorang merasa terhadap sesuatu. Contohnya, jika seseorang
merasa senang dan bersemangat saat belajar, itu menunjukkan komponen afektif
yang positif terhadap proses belajar315.
Komponen afektif melibatkan
perasaan atau emosi dan sering menjadi komponen sikap yang paling mendasar.
Komponen ini lebih dapat bertahan dan lebih pokok daripada komponen kognitif
karena akar emosionalnya yang mendalam43.
Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek,
yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak
bermanfaat28.
Komponen Kognitif
Komponen kognitif mencakup
pengetahuan dan keyakinan seseorang terhadap suatu objek atau situasi. Ini
berkaitan dengan apa yang seseorang ketahui dan percayai tentang sesuatu.
Sebagai contoh, jika seseorang yakin bahwa olahraga penting untuk kesehatan, itu
menunjukkan komponen kognitif yang positif terhadap olahraga315.
Komponen kognitif berisi
persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
Persepsi dan kepercayaan seseorang mengenai objek sikap berwujud pandangan
(opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan
dalam pikirannya. Komponen kognitif ini tidak selalu akurat. Kadang-kadang
kepercayaan justru timbul tanpa adanya informasi yang tepat mengenai suatu
objek2838.
Komponen Konatif
Komponen konatif mencakup
kecenderungan atau keinginan seseorang untuk bertindak terhadap suatu objek
atau situasi. Ini berkaitan dengan perilaku atau tindakan yang dihasilkan dari
perasaan dan pengetahuan seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang secara
konsisten melakukan olahraga setiap pagi, itu menunjukkan komponen konatif yang
positif terhadap olahraga315.
Menurut Freud, konatif merupakan
wujud dari kognisi dan afeksi dalam bentuk tingkah laku38. Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk
bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Banyak penelitian
psikologi sosial menyatakan bahwa perilaku nyata sering tidak sesuai dengan
sikap, dan nampaknya manusia bisa hidup cukup nyaman dengan hal itu43.
Teori Kepribadian dan Karakter
Manusia
Dalam psikologi, terdapat
berbagai teori kepribadian yang menjelaskan karakter manusia. Teori kepribadian
adalah sebuah ilmu yang bertujuan menunjukkan perbedaan satu individu dengan
individu lain yang disebabkan dorongan psikologisnya. Teori ini berkaitan
dengan kepribadian seseorang mulai dari cara seseorang berpikir, berperilaku
hingga cara seseorang untuk merasakan39.
Beberapa teori kepribadian yang
terkenal meliputi:
- Teori Psikodinamik - Ditemukan oleh Sigmund
Freud, mendeskripsikan kepribadian dalam tiga komponen yakni dorongan Id,
ego, dan superego. Interaksi diantara ketiganya dianggap mampu
mendeskripsikan serta menjelaskan tentang perilaku seseorang39.
- Teori Humanistik - Dikembangkan oleh Abraham
Maslow dan Carl Rogers, fokus pada kualitas positif yang dimiliki oleh
seseorang. Abraham Maslow terkenal dengan piramida hierarki kebutuhan yang
dimulai dari keamanan dan makanan pada posisi paling bawah dan aktualisasi
diri pada bagian teratas piramida39.
- Teori Trait atau Ciri - Menjelaskan bahwa
manusia diklasifikasi ke dalam karakteristik atau sifat dan ciri dirinya
yang paling menonjol2.
- Teori Identitas Naratif - Dikembangkan oleh
Dan McAdams, menggunakan metode rekonstruksi narasi kehidupan untuk
memahami identitas seseorang39.
Selain itu, terdapat juga empat
temperamen (the four temperaments) yang berasal dari kumpulan sifat seseorang
yang terbentuk sejak lahir, yaitu tipe sanguinis (suka bersosialisasi,
berpetualang), tipe melankolis (analitis, detail), tipe plegmatis (tenang,
kalem), dan tipe koleris (ambisius, kompetitif)29.
Langkah Menjadi Manusia
Berkarakter
Menjadi manusia berkarakter
adalah proses seumur hidup yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan latihan.
Berikut beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan:
- Kenali dan Hargai Diri Sendiri - Mulailah
dengan mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Menghargai diri sendiri
akan membangun rasa percaya diri dan fondasi untuk menghargai orang lain.
- Bangun Prinsip Hidup dan Komitmen - Miliki
prinsip yang jelas dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan, seperti
kejujuran, empati, dan tanggung jawab. Komitmen pada prinsip akan
membuatmu tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif.
- Disiplin dan Konsisten - Disiplin adalah
karakter yang mudah terlihat dan menjadi penentu keberhasilan. Biasakan
hidup teratur, tepat waktu, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang
diemban.
- Belajar dari Pengalaman dan Masa Lalu -
Jangan takut mengakui kesalahan dan belajar darinya. Masa lalu, baik atau
buruk, adalah guru berharga untuk memperbaiki diri dan membangun karakter
yang lebih baik.
- Kendalikan Diri dan Emosi - Mampu
mengendalikan diri berarti tidak mudah terprovokasi dan tetap tenang dalam
menghadapi masalah. Ini akan membantu mengambil keputusan yang bijak dan
tidak impulsif.
Karakter adalah modal dasar untuk
meraih kesuksesan sejati. Sukses sejati bukan hanya tentang pencapaian materi,
tetapi juga tentang kemampuan menghadapi kegagalan, bangkit dari keterpurukan,
dan tetap berbuat baik meski dalam kondisi sulit. Hanya manusia berkarakter
yang mampu menyingkirkan tumpukan kegagalan dan menuai hasil, baik untuk
dirinya maupun orang lain.
Relawan TIK Indonesia: Sejarah
dan Perkembangan
Sejarah Berdirinya Relawan TIK
Indonesia
Relawan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) Indonesia mulai dirintis sejak tanggal 9 Desember 2008,
sebagai bentuk kepedulian para pegiat TIK dalam pemberdayaan masyarakat melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemkominfo) menyadari bahwa untuk mencapai visi Masyarakat
Informasi Indonesia, pemerintah tidak dapat berjalan sendirian. Perlu dibangun
sinergi di antara para pemangku kepentingan sehingga dapat bekerja sama
mencapai visi tersebut3540.
Beberapa pertemuan dilaksanakan
sejak tahun 2009 sampai 2010 yang dihadiri berbagai pihak seperti pemerintahan,
pengusaha, mahasiswa, akademisi, penggiat TIK dan beragam komunitas lainnya
dari berbagai daerah di Indonesia5.
Atas inisiasi dan dorongan kuat oleh berbagai pihak serta Mariam F. Barata yang
pada saat itu menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan Informatika dan Ashwin
Sasongko selaku Dirjen APTIKA Kominfo RI, pada 4 – 6 Juli 2011, melalui
momentum pertemuan Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi dan Kerjasama
Komunitas TIK atau FK5T di Bogor, Jawa Barat, disepakati terbentuknya Relawan
TIK sebagai organisasi berbarengan dengan pengesahan AD/ART organisasi serta
pengurus nasional periode pertama17.
Relawan TIK Indonesia merupakan
rumah besar aktivis, pegiat, pemerhati dan pelaku Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Indonesia, organisasi sosial kemasyarakatan bersifat nirlaba,
independen, philantropis dan mandiri sebagai upaya untuk pengembangan pengetahuan
dan keterampilan bagi anggotanya dan masyarakat luas17.
Visi dan Misi Relawan TIK
Indonesia
Visi Relawan TIK Indonesia adalah
menjadikan Relawan TIK sebagai pribadi, sekaligus warga masyarakat unggulan,
yang siap siaga mengemban misi sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi
pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan/penguasaan keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa30.
Untuk mencapai tujuan dan
mewujudkan visi tersebut, Relawan TIK Indonesia memiliki misi:
- Menghimpun dan membina potensi Relawan TIK dalam
satu wadah yang terorganisir, untuk mencapai efisiensi, manfaat dan
efektivitas kegiatan secara optimal30.
- Mempersiapkan kader-kader Relawan TIK secara
intelektual, pribadi dan sosial serta moral khususnya di bidang TIK
sebagai unsur generasi penerus pembangunan dan perjuangan bangsa30.
- Mengusahakan secara bersama-sama agar tercapainya
tujuan organisasi dengan menyusun kebijakan, landasan program dan rencana
kegiatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi guna ikut serta
mengarahkan kemajuan masyarakat30.
- Menjalin koordinasi, kerjasama, kolaborasi dan
komunikasi dengan para pemangku kepentingan serta pihak lain dalam
masyarakat, agar sinergis dan saling menguntungkan dalam mendayagunakan
sumberdaya TIK untuk pembangunan berkelanjutan dengan keberpihakan jender,
aksi afirmatif bagi minoritas, netral teknologi serta ramah lingkungan30.
Struktur Organisasi dan
Kepengurusan
Relawan TIK Indonesia memiliki
struktur kepengurusan yang berjenjang, mulai dari tingkat nasional hingga
daerah. Pada tanggal 14 Desember 2024, Relawan TIK secara resmi mengumumkan
susunan kepengurusan untuk periode 2024–2028. Acara ini berlangsung secara
hybrid, dengan kehadiran Pembina Relawan TIK, yaitu Mariam F. Barata,
Indriyatno Banyumurti, dan Fajar Eri Dianto18.
Pengurus yang diumumkan untuk
periode 2024-2028 terdiri atas:
- Ketua Umum: Hani Purnawanti
- Sekretaris Jenderal: Muh NurFajar Muharom
- Staf Sekretaris Jenderal: Nurrul Baety Tsani,
Erlina Dwi Nahzdifah, dan Enny Tridha Rahmina
- Bendahara Umum: Desty Yani18
Bidang-bidang lainnya juga telah
diisi dengan individu yang kompeten:
- Bidang Pembinaan Organisasi dan Kaderisasi: Samuel
Toding dan Ramlan
- Bidang Kemitraan: I Putu Gede Krisna Juliharta,
Feriyanto, dan Meylani Pratiwi
- Bidang Program: Hamzah Fathoni, Syarifuddin Mu'in,
dan Fitri Hardianti
- Bidang Pengembangan SDM dan Penelitian: Rinda
Cahyana, Mufid Masruhan, Ridwan, dan Melda Agarina
- Bidang Komunikasi Publik: Muhammad Arifin
(melanjutkan peran sebelumnya), didampingi oleh Yusran Razikun dan Milda
Ini18
Relawan TIK juga memiliki
struktur organisasi di tingkat daerah. Sebagai contoh, Relawan TIK Kota
Salatiga memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari Dewan Pelindung,
Dewan Pengarah, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I dan II, Bendahara I dan II,
serta beberapa bidang koordinasi seperti Bidang Organisasi dan SDM, Bidang
Humas dan Kemitraan, dan Bidang Riset dan Pengembangan6.
Literasi Digital dan Peran
Relawan TIK
Hakikat Literasi Digital
Literasi digital tidak sekadar
kemampuan menggunakan perangkat digital, tetapi juga mencakup keterampilan
kritis dalam mencari, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara
bertanggung jawab. Literasi digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi
secara efektif yang meliputi empat kompetensi inti: melek teknologi informasi,
melek informasi, penciptaan konten digital, serta komunikasi dan kolaborasi.
Kompetensi ini didukung oleh aspek keamanan, penyelesaian masalah, dan etika
digital yang menjadi fondasi penting dalam berinteraksi di ruang digital.
Kementerian Komunikasi dan
Informatika melaporkan hasil Indeks Literasi Digital Indonesia (ILDI) pada 2022
berada di skor 3,54, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Penilaian ILDI
terdiri dari empat pilar: Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan
Digital Culture1031.
Secara rinci, skor ILDI untuk
tahun 2021 dan 2022 adalah sebagai berikut: Digital Skills: 3,44 (2021) dan
3,52 (2022), Digital Ethics: 3,53 (2021) dan 3,68 (2022), Digital Safety: 3,1
(2021) dan 3,12 (2022), serta Digital Culture: 3,9 (2021) dan 3,84 (2022)1031.
Gerakan Nasional Literasi
Digital
Dalam konteks Indonesia,
peningkatan literasi digital telah menjadi salah satu prioritas nasional.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencanangkan Gerakan Nasional Literasi
Digital dengan target menjangkau 50 juta masyarakat hingga 2024, bertujuan meningkatkan
keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan layanan digital91941.
Program Gerakan Nasional Literasi
Digital menyasar pada tiga segmen, yaitu segmen pemerintahan, segmen
pendidikan, dan segmen masyarakat umum. Pelatihan dilakukan secara masif kepada
514 kabupaten/kota di 34 provinsi setiap tahunnya. Dalam mencapai target
tentunya perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak31.
Gerakan ini memberikan edukasi
dasar tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital
safety. Untuk level menengah ada program digital talent scholarship (DTS)9.
Peran Strategis Relawan TIK
dalam Literasi Digital
Relawan TIK Indonesia memainkan
peran krusial sebagai katalisator pembangunan literasi digital nasional.
Organisasi ini hadir sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia
Digital 20458.
Anggota RTIK yang juga sebagai
Pandu Digital berkontribusi dalam memperbesar jumlah Pandu Digital di berbagai
wilayah Indonesia. Setelah mengikuti berbagai pelatihan, anggota RTIK yang juga
menjadi Pandu Digital dapat melakukan pemberdayaan masyarakat melalui seminar
dan workshop yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat8.
Selain itu, dengan kegiatan
berbasis kelompok, anggota RTIK secara kolektif melaksanakan berbagai program
literasi digital di daerah masing-masing. Semakin banyak individu yang
terlibat, semakin besar pula dampak yang dapat diberikan. Tak hanya itu, Relawan
TIK juga turut andil dalam penyusunan modul pelatihan, penetapan kriteria
lencana/badge Pandu Digital, serta menjembatani kolaborasi antara Kementerian
Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah daerah, dan pemangku
kepentingan lainnya8.
Dalam program Gerakan Nasional
Literasi Digital (GNLD) yang diinisiasi oleh Kemkomdigi, RTIK berkontribusi
aktif dalam mencapai target literasi digital masyarakat. Dengan sebaran anggota
yang luas di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia, RTIK mampu mendukung
keberhasilan GNLD melalui berbagai peran8.
Kolaborasi dalam Ekosistem
Digital
Pentingnya Kolaborasi dalam
Era Digital
Dalam upaya mewujudkan masyarakat
informasi Indonesia, Relawan TIK menyadari pentingnya kolaborasi dengan
berbagai pemangku kepentingan. Seperti yang disampaikan oleh Muhajir Sulthonul
Aziz, Ketua Relawan TIK Jawa Timur, "Kolaborasi itu penting karena dapat
meningkatkan efisiensi dan inovasi, dan memungkinkan dapat berbagi sumber daya
dan pengetahuan." Melalui kolaborasi, solusi yang dihasilkan lebih mudah
diterapkan di berbagai sektor dan mendorong tumbuhnya ekosistem inovasi yang
kuat dan berkelanjutan.
Model Kolaborasi Penta-Helix
Relawan TIK Indonesia secara
aktif menjalin kolaborasi penta-helix yang melibatkan lima unsur utama:
- Pemerintah - Bekerja sama dengan Kementerian
Kominfo dan pemerintah daerah dalam berbagai program edukasi digital
- Akademisi - Berkolaborasi dengan perguruan
tinggi untuk pengembangan kapasitas dan penelitian
- Pelaku Bisnis - Bermitra dengan sektor
swasta untuk memperluas jangkauan program
- Komunitas - Menghimpun komunitas TIK lokal
untuk implementasi program di akar rumput
- Media - Bersinergi dalam penyebarluasan
informasi dan literasi digital
Sebagaimana dijelaskan oleh
Hendra Gunawan, Kepala Diskominfo Kota Cimahi, "Pemerintah daerah tidak
bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan pembangunan, dibutuhkan peran aktif
berbagai kalangan... untuk mendukung terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan."
Program Kolaboratif Unggulan
Hasil nyata dari kolaborasi
Relawan TIK terlihat dari berbagai program unggulan, seperti:
- "Empowering Rural Communities Through Digital
Literacy" yang memberdayakan masyarakat pedesaan melalui literasi
digital
- "Developing and Implementing IoT-Based
Irrigation Systems for Smallholder Farmers" yang menerapkan teknologi
IoT untuk pertanian
- "SITAKRO: A Village Microdata Information
System for Sustainable Development" yang membangun sistem informasi
data mikro desa13
- "Digital Inclusion: Empowering Persons with
Disabilities for Economic Independence" yang berfokus pada inklusi
digital bagi penyandang disabilitas
Di Bali, Relawan TIK bekerjasama
dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan literasi digital yang menyasar
kaum wanita dan remaja melalui webinar bertajuk "Orang Tua Masa Kini:
Mendidik Anak di Era Digital".
Program dan Kontribusi Relawan
TIK
Empat Layanan Utama Relawan
TIK
Relawan TIK Indonesia memiliki
empat layanan utama yang terintegrasi:
- Layanan Perangkat - Fokus pada instalasi dan
pemeliharaan komputer serta perangkat digital lainnya
- Layanan Pengguna - Memberikan pelatihan
aplikasi seperti Microsoft Office, Canva, dan aplikasi produktivitas
lainnya
- Layanan Informasi - Membantu pembuatan dan
pengelolaan konten digital
- Layanan Kolaborasi - Memfasilitasi kerjasama
antar berbagai pihak dalam ekosistem digital
Melalui layanan-layanan ini,
Relawan TIK mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai konteks, baik
saat perangkat dan pengguna tersedia maupun tidak.
Program Kerja Relawan TIK
Program kerja Relawan TIK
mencakup:
- Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat -
Menyebarkan pengetahuan dan keterampilan digital kepada berbagai lapisan
masyarakat
- Organisasi dan Keanggotaan - Penguatan
internal organisasi dan perluasan jaringan anggota
- Penguatan Kapasitas Relawan TIK - Pelatihan
dan pengembangan keterampilan para relawan
- Membangun Kemitraan - Menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan program30
Kontribusi dalam Program Desa
Cerdas
Salah satu kontribusi penting
Relawan TIK adalah dalam Program Desa Cerdas. Akselerasi Pembangunan di desa
dengan pendekatan konsep Desa Cerdas merupakan sebuah kebutuhan dalam menjawab
isu nasional dan RPJMN yang menyebut tentang upaya membangun Desa Digital dan
digitalisasi di berbagai sektor. Untuk mewujudkannya perlu tiga hal utama,
yaitu Regulasi, Pendanaan dan ketersediaan SDM yang mendukung11.
Relawan TIK Kabupaten Blitar,
Jawa Timur memfasilitasi kegiatan yang berorientasi pada implementasi Smart
Farming bertajuk "Workshop dan Training of Trainer Digitalisasi Pertanian
dan UMKM Desa". Acara yang digelar secara Hybrid tersebut digelar berkat
Kerjasama dan dukungan berbagai pihak, seperti Kemendes, Pemkab Blitar, Bank
Indonesia, Pandi, My.id ICT Watch dan mitra strategis Relawan TIK lainnya12.
Selain itu, Relawan TIK Sumatera
Barat (RTIK Sumbar) juga berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa (PMD) Provinsi Sumatera Barat dalam menyukseskan program Desa Cerdas.
Program ini menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam
mendukung tata kelola desa yang lebih efektif, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, serta mendorong ekonomi digital berbasis lokal37.
Sementara itu, Ketua Relawan TIK
Indonesia Sulawesi Barat, Bang Mihram, menggelar sosialisasi tentang
pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam program agroforestry di Kelompok
Tani Hutan (KTH) Buttu Puang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi
digital kepada petani dalam mengelola lahan secara lebih efisien dan
berkelanjutan. Dengan penerapan IoT, diharapkan produktivitas pertanian dapat
meningkat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan22.
Metode Pelayanan dan
Mobilisasi Relawan TIK
Konsep Dasar Mobilisasi
Relawan TIK
Mobilisasi dalam konteks Relawan
TIK bermakna pengerahan individu masyarakat untuk berpartisipasi dengan
kesadaran dan swadayanya sendiri dalam membantu individu masyarakat lainnya
terkait pemanfaatan TIK. Konsep ini tertuang dalam Anggaran Dasar Relawan TIK
Indonesia yang menekankan pentingnya memobilisasi potensi masyarakat untuk
mengatasi kesenjangan digital.
Tahapan Menjadi Relawan TIK
Proses untuk menjadi Relawan TIK
terdiri dari lima tahapan utama:
- Pendaftaran - Calon relawan mengisi formulir
pendaftaran yang merekam profil, nama kelompok, pendamping, dan mitra
penerima manfaat.
- Pembekalan - Peserta mendapatkan pengetahuan
tentang dasar-dasar Relawan TIK, termasuk karakter, kompetensi,
organisasi, kiprah, dasar literasi digital, dan metode pelayanan.
- Pelayanan - Relawan melakukan aktivitas
pelayanan kepada mitra sesuai kebutuhan, baik melalui layanan umum maupun
khusus.
- Pelaporan - Dokumentasi kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan.
- Penilaian - Evaluasi kinerja relawan
berdasarkan beberapa kriteria.
Penting untuk dicatat bahwa
seseorang belum dapat disebut sebagai Relawan TIK sebelum terbukti memenuhi
komitmennya membantu orang lain secara sukarela dalam periode waktu tertentu.
Metode Layanan Relawan TIK
Metode pelayanan Relawan TIK
dibagi menjadi tiga tahapan utama:
Persiapan
- Pembentukan Tim Relawan: Pengelompokan relawan
untuk menjalankan program pelayanan.
- Pembekalan Tim: Pelatihan kompetensi dan wawasan
untuk relawan.
- Pencarian Mitra Pengguna: Identifikasi pihak yang
akan menerima layanan.
Pelayanan
- Perencanaan Kegiatan: Penyusunan rencana
pelaksanaan program.
- Pelaksanaan Kegiatan: Implementasi program layanan
yang mencakup tiga jenis utama:
- Layanan perangkat (instalasi dan pemeliharaan
komputer)
- Layanan pengguna (pelatihan aplikasi seperti
Microsoft Office, Canva, dll)
- Layanan informasi (pembuatan konten digital)
- Monitoring dan Evaluasi: Pengawasan dan penilaian
berkelanjutan.
Penutupan
- Pelaporan: Dokumentasi hasil kegiatan pelayanan.
- Penilaian Kinerja: Evaluasi kinerja tim dan
individu relawan.
- Penghargaan: Pemberian apresiasi kepada relawan
berprestasi.
Sistem Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja relawan
dilakukan berdasarkan formula berikut:
Nilai Kinerja Tim (KT) = W45% +
T25% + D15% + M15%
Kinerja Relawan = KT40% + NI60%
dimana W adalah kegiatan wajib, T
adalah kegiatan tambahan, D adalah penilaian laporan, M adalah penilaian
pengguna, dan NI adalah nilai individu.
Hasil penilaian ini kemudian
menjadi dasar pemberian sertifikat dan penghargaan yang dapat digunakan sebagai
faktor penilaian dalam peningkatan status kualifikasi kerelawanan TIK.
Desa Cerdas dan Transformasi
Digital
Konsep dan Pilar Desa Cerdas
Program Desa Cerdas mengadopsi
pendekatan yang berlandaskan pada enam pilar utama: Pemerintahan Cerdas,
Masyarakat Cerdas, Ekonomi Cerdas, Mobilitas Cerdas, Lingkungan Cerdas dan
Kehidupan Cerdas42.
SITAKRO, sebuah aplikasi layanan
data mikro dan SDG's Desa, berfungsi untuk penguatan IPM & IDM, Perencanaan
Pembangunan Desa Cerdas, serta Tata Niaga Pertanian dan UMKM. Aplikasi ini
membantu dalam memonitoring pembangunan desa13.
Peran Relawan TIK dalam
Pembangunan Desa Cerdas
Relawan TIK Kabupaten Blitar,
Jawa Timur, memainkan peran penting dalam implementasi Program Desa Cerdas.
Program ini fokus pada tahun pertama (2025) diarahkan pada pembangunan demplot
pertanian berbasis pupuk nano, untuk tanaman pangan dan hortikultura, serta
penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan irigasi dan
aplikasi pemupukan42.
Pelatihan kepada petani dan
Komunitas petani terkait penggunaan IoT (Internet of Things) dalam tata kelola
pertanian menjadi bagian penting dari agenda, sebagai upaya membekali sumber
daya lokal dengan keterampilan digital praktis sebagai bagian dari Gerakan
Literasi Digital membangun Pilar Masyarakat Cerdas (Smart People)42.
Implementasi Desa Cerdas di
Berbagai Wilayah
Kabupaten Blitar menjadi pusat
perhatian dalam upaya pengembangan desa cerdas di Indonesia. Hal ini ditandai
dengan diselenggarakannya diskusi daring bertajuk "Diskusi Rencana
Pemetaan Potensi & Demografis Desa di Kabupaten Blitar Berbasis Pilar Desa
Cerdas & Pengelolaan Dana Desa Sesuai Kepmendes PDTT No. 55 tahun
2024". Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Desa Cerdas
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT) serta menjadi pilot project di tingkat nasional11.
Di Sumatera Barat, RTIK Sumbar
diterima langsung oleh Plt. Kepala Dinas PMD Sumbar, Mahdianur, SE., MM. Dalam
kesempatan tersebut, beliau menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi RTIK
Sumbar dalam mendukung digitalisasi di nagari-nagari Sumatera Barat37.
Tantangan dan Harapan Masa
Depan
Tantangan dalam Peningkatan
Literasi Digital
Tantangan utama dalam
meningkatkan literasi digital di Indonesia adalah terbatasnya akses dan
infrastruktur yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu,
kurikulum pendidikan formal belum sepenuhnya mencakup literasi digital secara
komprehensif. Risiko penyebaran hoaks, penipuan, dan ujaran kebencian juga
menjadi ancaman yang perlu diatasi melalui peningkatan literasi digital.
Tantangan dalam mengembangkan
kolaborasi ini termasuk hambatan teknis seperti keterbatasan infrastruktur di
beberapa daerah, kurangnya akses teknologi mutakhir, serta kendala sosial
berupa rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat.
Strategi Peningkatan Literasi
Digital
Strategi komprehensif diperlukan
untuk membangun literasi digital yang inklusif, meliputi:
- Peningkatan investasi infrastruktur digital hingga
pelosok desa
- Pengembangan kurikulum pendidikan yang terintegrasi
dengan literasi digital
- Pelatihan berkelanjutan bagi pendidik
- Kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat
Visi Indonesia Digital 2045
Sebagai organisasi yang terus
berkembang, Relawan TIK menghadapi tantangan untuk konsisten meningkatkan
kompetensi anggotanya seiring dengan percepatan transformasi digital. Namun,
dengan pengorganisasian yang matang dan kolaborasi dengan berbagai pihak,
Relawan TIK berharap dapat terus menjadi elemen penting dalam mencapai visi
Indonesia Digital 2045.
Melalui kolaborasi berbagai
pemangku kepentingan dan peran aktif Relawan TIK, pembangunan literasi digital
dapat menjadi pilar utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia, menciptakan
masyarakat yang lebih inklusif, berpengetahuan, dan mampu berkontribusi dalam
ekosistem digital global.
Kesimpulan
Perjalanan menuju Indonesia
Digital 2045 memerlukan kombinasi antara manusia berkarakter dan literasi
digital yang memadai. Relawan TIK Indonesia hadir sebagai katalisator dalam
proses tersebut, menjembatani kesenjangan digital dan mendorong transformasi
digital yang inklusif di seluruh Indonesia.
Sebagai organisasi yang berbasis
kerelawanan, Relawan TIK Indonesia menunjukkan bahwa karakter manusia yang
baik, seperti kepedulian, tanggung jawab sosial, dan semangat untuk berbagi
pengetahuan, dapat menjadi pendorong utama dalam membangun masyarakat informasi
yang melek digital. Melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai
pemangku kepentingan, Relawan TIK telah menunjukkan kontribusi nyata dalam
peningkatan literasi digital dan pembangunan desa cerdas di Indonesia.
Ke depannya, dengan semakin
berkembangnya teknologi dan semakin tingginya kebutuhan akan literasi digital,
peran Relawan TIK akan semakin penting. Diperlukan dukungan dari semua pihak,
baik pemerintah, akademisi, sektor swasta, komunitas, maupun media, untuk
bersama-sama membangun ekosistem digital yang inklusif, aman, dan bermanfaat
bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi dan
komitmen untuk terus belajar dan berkembang, kita dapat yakin bahwa visi
Indonesia Digital 2045 bukanlah sekadar impian, melainkan tujuan yang dapat
diwujudkan bersama. Relawan TIK Indonesia, sebagai manusia berkarakter dalam
era digital, akan terus menjadi motor penggerak menuju Indonesia yang lebih
maju, berkarakter, dan berkeadilan digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar